Sunday 20 October 2013

Ayahku

ayahku,
sosok yang selalu aku ikuti kemana pun ia pergi
ketika aku kanak-kanak dulu
ketika patroli di malam hari pun aku setia menemaninya
hingga tertidur pulas di dalam mobil
dan kembali ke rumah saat fajar menjelang

ayahku,
dia yang dengan sigap mencari uang
untuk menebus biaya rumah sakit
kala aku dirawat karena paru-paru basah

ayahku,
pria tergagah sedunia
tidak ada yang bisa menandinginya
begitu pikirku ketika aku kecil
hingga sekarang dia masih yang tergagah di mataku

ayahku,
tempat aku bermanja-manja
tempat aku bersenang-senang
setelah menangis sesak 
dimarahi oleh ibu

ayahku,
sosok paling kunanti setiap minggu menjelang
karena dia jauh disana mengabdi pada negara
karena dia akan pulang dan menciumku
membawa sekotak roti coklat pisang kesukaanku

ayahku,
orang yang tak ingin aku ikuti jejaknya
dia tak ingin aku menjadi polisi sepertinya
karena dia tak ingin aku hidup susah sepertinya

ayahku,
dia yang membuatku mati-matian belajar
meraih peringkat tertinggi dikelas
kulakukan karena untuk mendapat pengakuannya
karena ia pelit sekali memujiku meskipun aku rangking satu dikelas
selalu saja tidak pernah sempurna nilai raporku dimatanya

ayahku,
sosok yang sangat kubenci ketika aku beranjak remaja
membencimu karena telah menyakiti hati ibu
aku pun berlaku kurang ajar padamu

ayahku,
sosok yang selalu mencium pipiku ketika pulang
dan ketika remaja aku tidak mau diciumnya
aku malu

ayahku,
sosok yang selalu memperlakukan aku seperti anak kecil
meskipun aku beranjak dewasa
baginya aku tetaplah gadis kecil kesayangannya

ayahku,
teman berdiskusi di mobil ketika berangkat ke sekolah
teman berdiskusi di teras rumah di malam hari
membicarakan masa depan
masa depan gadis kecilmu ini

ayahku,
dia yang sering meneleponku setiap saat
ketika aku jauh diseberang pulau sana
memastikan aku baik-baik saja
memastikan aku sudah makan apa belum
aku pun dijuluki anak papi
dan bodohnya aku malu dijuluki itu

ayahku,
dia yang bisa membuatku tertawa karena candanya
dia yang bisa membuatku marah
mematikan telepon
memutuskan pembicaraan
karena dia sangatlah posesif kepadaku

ayahku,
dia yang berkuasa di keluarga kecil kami
dia yang takkan meminta maaf ketika salah
tapi dia jualah yang diam-diam menuruti perkataanku

ayahku,
dia yang memasang wajah galak
ketika berhadapan dengan teman lelakiku
menatap menyelidik dan cemburu
namun gengsi mengatakannya padaku

ayahku,
dia yang ketika dijalan melihat perempuan berhijab besar dan bercadar
dia berkata "itu teroris tuh"
tapi...
dia jualah yang mengijinkanku berhijab sejak SMA
dia jualah yang setia mengantarku ke majelis taklim

ayahku,
darinya aku tahu bahwa aku sangat dicintainya
dia yang dalam sakitnya masih setia menungguku
menungguku kepulanganku untuk disampingnya
dia yang gelisah dalam komanya
tenang ketika aku datang

ayahku,
dia yang empat tahun silam aku mandikan di akhir hayatnya
dia yang berkata lewat senyum manisnya
bahwa aku tak boleh bersedih ketika dia pergi

ayahku,
dia yang empat tahun silam aku ciumi wajahnya
setelah sekian lama aku tak mau diciumnya
dia yang hanya terbujur kaku ketika aku menciumnya

ayahku,
dia yang membuatku bersedih
karena dia tidak hadir di wisudaku
tidak melihat diriku yang tenggelam di balik toga

ayahku,
dia yang membuatku bersedih
karena ketika aku menikah nanti
dia tak menjabat erat tangan calon suamiku
untuk menuntunnya mengucap ijab qabul
dia tak ada disana untuk melepasku kepada suamiku kelak

ayahku,
dia yang sangat jahat padaku
karena membuatku menangis tersedu-sedu malam ini
mengenangnya dan mengingatnya
bahwa sudah empat tahun berlalu dia tak disini menemaniku




*menuju 26 Oktober 2013, aku menuliskan kenangan tentangmu, Ayah. aku pandangi fotomu dan kudengarkan lagu ini. aku pun menangisimu malam ini. kupanjatkan doa kepada-Nya agar kamu baik-baik saja disana. 

Teringat masa kecilku kau peluk dan kau manja 
Indahnya saat itu buatku melambung 
Disisimu terngiang hangat napas segar harum tubuhmu 
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu
Kau inginku menjadi yang terbaik bagimu 
Patuhi perintahmu jauhkan godaan 
Yang mungkin ku lakukan 
dalam waktu ku beranjak dewasa 
Jangan sampai membuatku
terbelenggu jatuh dan terinjak
 
Tuhan tolonglah 
sampaikan sejuta sayangku untuknya 
Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya 
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu 
Kan ku buktikan ku mampu penuhi semua maumu
 
Andaikan detik itu kan bergulir kembali
 Ku rindukan suasana basuh jiwaku 
Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu 
Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati
Teringat masa kecilku kau peluk dan kau manja Indahnya saat itu buatku melambung Disisimu terngiang hangat napas segar harum tubuhmu Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu Kau inginku menjadi yang terbaik bagimu Patuhi perintahmu jauhkan godaan Yang mungkin ku lakukan dalam waktu ku beranjak dewasa Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu Kan ku buktikan ku mampu penuh maumu Andaikan detik itu kan bergulir kembali Ku rindukan suasana basuh jiwaku Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu Kan ku buktikan ku mampu penuh maumu

dari: http://iniliriklagunya.blogspot.com/2012/08/lirik-lagu-ada-band-yang-terbaik-bagimu.html#.UmLAQlOhshs
salam kenal ya :)

Thursday 10 October 2013

SUAMI SIAGA

dapat request dari teman untuk membahas suami siaga. saya sendiri sejujurnya bingung apa yang akan saya tulis terkait suami siaga dan juga karena saya belum punya suami hehehehe. jadi yaa lebih cocok kalau "suami siaga idaman saya seperti ini....."

suami siaga itu....
pekerja keras dan bertanggung jawab kepada kehidupan keluarganya
mencari rizki yang halal untuk keberkahan keluarganya

suami siaga itu....
mampu membimbing istri dan anak-anaknya kepada Tuhan

suami siaga itu....
mampu menempatkan dirinya ketika di pekerjaan dan keluarga
tahu kapan pekerjaan perlu di prioritaskan dan tahu kapan keluarga menjadi prioritas

suami siaga itu....
selelah apapun dia bekerja dia tidak mengeluh
karena dia ingin melihat istri dan anak-anaknya hidup berkecukupan

suami siaga itu....
disela-sela kesibukannya masih sempat menemani sang istri untuk periksa kandungan
masih sempat untuk bermain dengan anak-anaknya

suami siaga itu....
tidak hanya menuntut dirinya dilayani oleh sang istri
tetapi juga mau melayani istrinya yaa minimal memijat sang istri yang ketika datang bulan badannya sakit semua
minimal mau membantu mencuci piring setelah makan ;)

suami siaga itu....
ketika istri dan anaknya salah, tidak dengan tangan ia mengingatkan
tetapi dengan tutur bahasanya yang lembut dan bijaksana

suami siaga itu....
ketika ia salah ia berani mengakui dan meminta maaf

suami siaga itu....
ketika jauh takkan tergoda dengan wanita lain
karena keluarga selalu ada di hatinya
takkan ada alasan khilaf


S.I.A.G.A 
Suami Idaman Aku dan keluarGA :D

ketika wanita lebih tinggi dibanding pria

pernah dapat cerita dari temen, ada seorang istri yang bekerja dan gajinya berkali-kali lipat lebih tinggi dari sang suami. nggak cuma itu, sang istri juga lebih sibuk dibanding suami. jadi bisa dibayangkan urusan rumah tangga terbengkalai dan sang suami yang mengerjakan. bukan cuma itu, ketika sang suami meminta sang istri untuk mengerjakan tugasnya sebagai istri, sang istri yang telah lelah seharian bekerja justru marah-marah kepada sang suami. hingga suatu hari, sang suami memberikan gajinya kepada sang istri (yang jika dibandingkan dengan sang istri hanya sepersekian dari gaji istrinya), "mah, ini papa ada sedikit uang untuk keperluan sehari-hari". saat itulah sang istri baru sadar, meskipun sang suami bergaji lebih rendah darinya, tetap saja sang suami bertanggung jawab untuk menafkahi kehidupan keluarganya. sang istri pun merasa bersalah karena fokus mengejar karir hingga melupakan tugasnya sebagai istri dan memandang sebelah mata sang suami. akhirnya sang istri mengambil keputusan untuk berhenti bekerja dan menjadi seorang ibu rumah tangga.

pernah nggak kebayang kalau suami kita nanti pendidikan atau pekerjaannya lebih rendah dibanding kita? saya pernah. akhirnya saya mencoba berimajinasi ketika posisi saya lebih tinggi dibandingkan suami. imajinasi saya disitu, saya berusaha menerima keadaan suami saya dan memang saya tidak mempermasalahkan itu. saya juga berusaha untuk tidak melupakan tugas saya sebagai seorang istri dan ibu.
----itu bayangan ideal saya----

kemudian saya mencoba mengaitkan dengan faktor eksternal lainnya, misal keluarga besar, tetangga dan kolega lainnya. pernah nggak sih kalian terganggu dengan omongan orang lain? saya sering. awalnya sih memang dicuekin tapi kalau lama-lama kan bisa eneg juga dan mengganggu pikiran kita. misal:
"si Nina koq mau sih sama si Narno,.. padahal kan si Nina itu gajinya lebih besar dibanding si Narno.. bla bla bla"
"udahlah kamu cerain aja tuh suami kamu, cari yang lebih baik lagi. masak gajinya masih gedean kamu." --> biasanya ini ada di sinetron-sinetron tuh hehehehe, yang ngomong dari pihak keluarga

belum lagi kalau pas lagi ada masalah di internal antara suami dan istri. kalau pas bertengkar biasanya tanpa sadar bawa-bawa hal-hal yang begituan loh. pernah kebayang nggak? kayak gini nih.
suami nuntut waktu istri lebih banyak dirumah daripada dikerjaannya. trus sang istri tanpa sadar bilang "aku kerja juga buat keluarga kita, kamu kira gaji kamu yang segitu cukup apa buat kita? mikir dong. harusnya kamu ngerti."

saya pernah nanya sama teman cowok terkait hal ini, misal istrinya nanti pendidikannya lebih tinggi. dia berkomentar "yaa bangga donk, punya istri pintar." saya cuma bisa bilang "hmm iya mungkin kamu sekarang bisa bilang gitu. belum tentu nanti gitu.". yaa memang banyak yang tidak memikirkan ketika suatu saat dihadapkan pada masalah status tersebut. makanya banyak statement di masyarakat "cewek itu jangan sekolah ketinggian, nanti cowoknya takut loh ngedeketin."
saya setuju dengan statement itu, tetapi bukan berarti wanita itu nggak boleh sekolah tinggi-tinggi. boleh koq, malah disarankan banget. saya berpikirnya lebih ke pihak pria yang mungkin minder ketika ingin meminang wanita karena dari pendidikannya saja lebih tinggi (yang biasanya di identikkan dengan pekerjaannya juga lebih tinggi). makanya sang wanita biasanya disarankan menikah dulu kemudian melanjutkan studinya dan kalau pun bekerja yaa waktu dan gajinya jangan melebihi suami. takutnya suami sebagai kepala rumah tangga harga dirinya terganggu dengan posisi istri yang lebih tinggi. mungkin suami menerima saja keadaan istrinya yang lebih tinggi, tetapi ingat lagi dengan faktor-faktor eksternal tadi yang mungkin menggoyang bahtera rumah tangga. belum lagi jika di internal ada permasalahan serius seperti tadi,, hal-hal yang awalnya dianggap sepele bisa jadi menyulut pertengkaran besar.

jadi saya kadang bertanya pada diri saya sendiri, gimana yaa kalau suami saya pendidikan dan pekerjaannya lebih rendah dari saya? gimana ya perasaan suami saya? gimana kalau ternyata justru suami yang mempermasalahkan itu? gimana kalau keluarga atau tetangga ngomongin hal itu? gimana yaa kalau ternyata saya malah keasikan kerja dibanding ngurus keluarga?

ya setidaknya ketika ada gap antara saya dan suami saya nanti, itu tidak terlalu jauh sehingga bisa bersinergi.
yaa bagi pria yang saat ini posisinya seperti itu jangan rendah diri atau patah semangat ketika ingin meminang atau justru sudah beristri seperti itu. harusnya lebih semangat lagi bekerjanya dan harus PD menyakinkan bahwa dirinya pekerja keras, bertanggung jawab dan memiliki masa depan yang cerah. sekarang mungkin belum jadi apa-apa, tapi di masa depan pasti bisa lebih baik. begitu.

makanya dianjurkan untuk sekufu. sekufu disini yaa tidak saklek pendidikan setara seperti itu atau orang kaya nikah sama orang kaya. tidak. yaa dilihat bisa mengimbangi apa tidak. kalau misal suaminya dokter terkenal trus istrinya nggak sekolah? kan bisa nggak nyambung. ketika diajak ke family gathering bersama rekan sejawat sang suami mungkin sang istri tidak akan nyambung dengan obrolan disekelilingnya, karena gap nya terlalu jauh.

ingin memposting hanya sebagai renungan dan bertanya ke diri sendiri apakah perbedaan ini menjadi masalah atau tidak. jika memang bermasalah yaa sedari awal memutuskan untuk mencari yang selevel pendidikan dan pekerjaannya dan juga hal lainnya. kalau tidak jadi masalah yaa kenapa harus dipermasalahkan, lanjutkan. :)

*terinspirasi dari sinetron mak ijah pengen naik haji: kisah abbas dan nisa yang keduanya tidak mempersalahkan perbedaan kasta mereka tetapi justru orangtua nisa yang mempermasalahkan hal tersebut, dan juga cerita dari seorang teman.