Wednesday 17 September 2014

kelebihan dan kekurangan itu saling melengkapi

pernah nggak sih kita ngerasa bahwa orang lain itu koq jalannyaaaa muluuuuuus banget, sedangkan kita kudu terseok-seok mencapai tujuan kita? ya dengan kata lain, kita berusaha mati-matian tapi hasilnya biasa aja, sedangkan orang lain "sepertinya" nyantai tapi hasilnya memuaskan.

saya pernah, sering malah hehehe. seperti biasa urip iku sawang sinawang

pernah denger dong bahwa Tuhan itu menciptakan manusia itu sama, dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing.  dan Tuhan itu selalu adil dan tidak pernah menganiaya hambanya. ada yang dengan mudah kita dapatkan, tapi disisi lain perlu perjuangan untuk mendapatkannya.

ceritanya begini,
seorang sahabat yang perjalanan kuliahnya menurut saya lancaaaar kayak jalan tol dah. tidak ada mata kuliah yang ngulang, mayoritas nilai A didapat, dosen juga biasanya bersikap baik dengan baik (seperti ramah). yang kadang ketika diperhatikan, usaha yang dikeluarkannya biasa aja. justru terkesan mengeluarkan usaha minimal alias agak males-malesan. tapi kenapa muluuuuuus perjalanannya ya? itu yang mungkin menurut kacamata manusia yang dianggap tidak adil,.. mereka yang berusaha lebih keras tapi kenapa si teman ini yang terkesan males justru hasilnya lebih baik.

ingat kembali, bahwa ketika diberikan kelebihan di satu sisi, maka ada kekurangan di sisi lain. Tuhan tidak melulu menguji hambanya dengan kesengsaraan koq, ada juga berupa ujian kenikmatan. ketika satu sisi kurang, sisi lainnya dilebihkan.

teman saya mungkin sedang diberikan kenikmatan dan kemudahan dalam menjalani kuliahnya. tapi di sisi lain dia diberikan ujian yang banyak orang tidak tahu jika tidak mengenalnya dengan baik. dia sebagai anak sulung dan jadi tulang punggung keluarga. membiayai kehidupan keluarganya seperti pengobatan ayahnya dan kuliah adiknya. gaji yang didapatnya itu harus ia alokasikan untuk 4 orang, dirinya, ibu dan ayahnya serta adiknya.

beban yang ditanggung bagi saya itu cukuplah berat *menurut kacamata saya*. karena saya sendiri masih belum dapat memenuhi kebutuhan saya pribadi, ketika pun saya sudah memiliki penghasilan rasanya untuk hidup di kota ini rasanya sangat pas-pasan untuk diri sendiri, apalagi harus dibagi empat, yang bukan sekedar pemenuhan kebutuhan sehari-hari tapi juga biaya berobat rutin dan biaya kuliah.

dan di usianya yang menurut masyarakat kita ini memasuki usia "kritis", dia belum bertemu dengan pendamping hidupnya. banyak yang mendekati tapi tidaklah sesuai dengan apa yang diharapkan dan dibutuhkan. sedangkan teman-teman sebaya-nya sudah banyak yang berumah tangga dan memiliki beberapa anak. tidak mudah kan.

cerita lainnya, seorang kenalan yang ternyata anak dari dosen dikampus. menurut saya dan teman-teman lainnya, dia anak yang pintar. ternyata sudah memiliki 2 anak. wow di usia muda begini sudah menemukan jodoh dan diberikan 2 momongan yang lucu. sempat bekerja dengan karir yang bagus tapi memilih melanjutkan kuliah. kuliah pun berjalan lancar, meskipun ada bisik-bisik bahwa dia dipermudah karena anaknya dosen. padahal dari yang saya amati, memang anaknya pintar dan kritis.

tapi banyak orang yang tidak tahu, bahwa dia sedang mengurus perceraian dengan suami yang berbeda usia 20 tahun lebih tua darinya. cerai karena sang suami suka bermain perempuan. saya pun kaget mendengar langsung dari dirinya. betapa tidak mudah menjadi dirinya, di usia muda dia memutuskan untuk menjadi janda daripada tersiksa lahir batin karena perilaku suaminya.

mungkin kita mengeluh karena di kuliah dipersulit, tapi sudahkah kita bersyukur bahwa di bagian kehidupan lainnya seperti keluarga kita harmonis, orangtua masih lengkap, dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari kita terpenuhi bahkan berlimpah dan mungkin di usia yang relatif muda sudah bertemu dengan jodohnya.

memang kita tidak boleh hanya melihat dari satu sisi, lihatlah sisi lainnya. dengan begitu akan tahu bahwa Tuhan itu maha adil, hanya kitalah manusia yang justru sibuk iri dengan kelebihan orang lain dan lupa bersyukur dengan kelebihan yang diberikan kepada kita. dan janganlah menilai orang dari luarnya, coba kenali baik-baik, ada sisi lainnya yang mungkin bisa mengubah rasa iri kita menjadi bersyukur dengan kondisi yang kita nikmati dan miliki sekarang.

No comments:

Post a Comment