Thursday 10 April 2014

oleh-oleh dari nonton

sabtu kemarin saya diajakin nonton film. sebenarnya filmnya bukan saya banget gitu tapi karena nemenin temen yaudah ikut aja n katanya kalau nggak nonton tuh film gak gaul hehehe.

film apa yang lagi booming yooook?
the raid 2 berandal.

padahal film yang biasa saya tonton itu yang menghibur bisa bkin saya ketawa atau nangis sedih karena drama banget. nggak yang berantem n berdarah-darah seperti ini :|

bela-belain nonton yak ke braga, nyampe jam 3 kayaknya n dapat tiket yang jam 5.20 pm. itu pun sisa 6 kursi klo nggak salah. baris paling depan alias A ada 3 kursi,satu kursi di J, F sama atasnya lagi lupa apa ya. jadilah saya mencar duduknya. saya di J, temen saya di F. dipojokan pula hehehe.

hmm bagi saya yang baru pertama nonton the raid (yg pertama gak nonton) bagi saya sih cukup sadis hehehe. tapi punya strategi biar bisa nikmatin ini film. jadi tiap adegan mo nusuk/nembak/ngegorok/dll saya selalu tutup mata hehehe n begitu denger suara crot crot crot *darahnya muncrat, mukanya ancur kena peluru, dll* saya buka mata lagi :D

teruuuussss saya nganalisis kepribadian tokohnya wekekeke. maklum efek habis kasuistik hehehe. yaa sekedar nganalisis kenapa si ucok bisa begini, kenapa si prakoso itu begitu...

dan bagi saya tokoh-tokoh di film ini Family Man looooh....
darimananya????
lihat si bangun, lihat si prakoso, lihat si rama.... mereka melakukan apapun demi keluarganya terlepas caranya benar atau salah yaa. mereka rela harus begini begitu demi keluarganya, demi anaknya. yaaak mereka adalah family man menurut saya.

sering juga kan kita sebagai anak muda merasa nggak dipercaya sama kaum tua? yaak disini dijelaskan oleh peran ucok dan bapaknya Bangun.
kenapa sering begitu? karena kebanyakan anak muda itu emosional, pengenya cepet n gak sabaran, pengen hasil tapi lupa sama proses dan hasilnya yaa grasa grusu. hasilnya yaa gitu dah, tidak sesuai yang diharapkan. 
kenapa yang tua yang lebih dipercaya? karena mereka sudah makan asam garam kehidupan. mereka yang susah payah membangun dengan kesabaran dan kadangkala hancur oleh anak muda yang gak sabaran dan gak belajar dari pengalaman kaum tua.

ketika ingin menggapai tujuan kita, fokuslah pada prosesnya dan biarlah hasilnya Tuhan yang menentukan.

 


hoki ???

beberapa hari lalu sempet ngobrol sama temen terkait perjalanan selama kuliah di eSDua ini. ngerasa perjalanannya dia tidak se-smooth teman-teman lainnya seperti ketika di awal dibagi kelompok2 kecil dengan dosen pembimbing, dia (dan saya kebetulan satu kelompok) mendapat dosen pembimbing yang tidak enak. dalam artian bukan killer atau apa, justru cuek dan tidak banyak memberikan kami bekal ilmu dibandingkan dosen pembimbing lainnya. di dosen pembimbing kedua (ganti kelompok lagi) dapat dosen yang killer. ketika praktek kerja, dosen pembimbingnya yaa seperti itu. jadi menurut dia perjalanan hingga semester sekarang tidaklah smooth.

seperti di tulisan saya terdahulu "urip iku sawang sinawang". yaaap urip iku sawang sinawang. menurut dia perjalanan kuliahnya tidak se-smooth teman-teman lainnya. tapi menurut saya, perjalanannya smooth jika dibandingkan saya... hehehe... dia lulus semua mata kuliah sedangkan saya dua mata kuliah harus saya ulang dan saya cukup terseok-seok mengulangnya di semester 3 yang padatnya minta ampun. dan mungkin ada orang yang melihat perjalanan saya smooth dibandingkan dia. mungkin.

seperti obrolan tadi dengan teman-teman yang berbeda majoring. sekarang lagi musim seminar usulan penelitian tesis n kami semua sedang dikejar-kejar untuk SUP itu. ada seorang teman (sebut saja A) yang menurut teman saya ini (sebut saja B) ketika SUP biasa aja, nggak banyak jawab dan dosen pembahas pun justru tidak paham dengan penelitiannya si A ini. tapi si A ini lulus. ada lagi teman (sebut saja C), lebih bisa menjawab ketika SUP dan nilai lebih tinggi tapi justru dia tidak lulus.

kata teman saya si B, "emang hokinya si A aja tuh. dari dulu hoki mulu diye"

kalau saya amati perjalanan kuliah si A, very smooth memang. sepertinya tidak ada mata kuliah yang mengulang meskipun tergolong males orangnya. mungkin hokinya dia kali yaa (ngikut kata temen saya si B).

nah lain lagi ketika saya mengulang 2 mata kuliah di awal tahun ini. jujur saya merasa saya akan gagal lagi karena menurut saya belum maksimal dan lebih parah dari semester 1 dulu. kemudian saya membandingkan dengan teman sekelompok saya (adik tingkat) yang memang pintar dan banyak bantuin saya waktu itu. eh justru dia yang tidak lulus :( (sedih karena dia yang banyak bantuin saya). memang gak hoki.

hmm sebenarnya bahasa yang benarnya bukan hoki sih. tapi takdir mungkin yang tepat.

pasca sidang mata kuliah yang saya ngulang itu, saya sebenarnya galau banget cuma diluar keliatan tenang. akhirnya saya curhat sama kakak tingkat saya jaman S1. agak tenang sih tapi masih aja khawatir sama hasilnya.

ini cuplikan kata-kata kakak tingkat saya saat di WA

ya, yang bisa lakukan setelah saya berusaha adalah berdoa dan pasrahkan semua hasilnya sama Allah. seperti yang dikatakan saat ikut tafakuran SDF "kita fokus pada proses. segala sesuatunya kita niatkan sebagai ibadah. dan untuk urusan hasil jangan dipikirkan, itu urusan Allah mau memberi hasil seperti apa kepada kita. yang penting kita sudah berusaha maksimal dan berdoa."

dan hasilnya saya lulus. alhamdulillah. dan mungkin saja si adik tingkat saya itu melihat perjalanan saya smooth dibandingkan dia. yaa sekali lagi, urip iku sawang sinawang :)

yang saya yakini, dibalik kegagalan atau keberhasilan kita ini ada yang ingin Allah sampaikan kepada kita. dan sebenarnya kegagalan atau keberhasilan itu juga ujian dari Allah. ujian apa? ujian ketaatan.
apakah ketika kita gagal kita masih percaya kepadaNya dan menengadahkan tangan kepadanya berdoa dengan khusyuk..
apakah ketika kita berhasil kita masih ingat untuk mengucap alhamdulillah dan keberhasilan yang didapat karena campur tangan Allah?

mungkin perjalanan hidupnya yang tidak smooth, Allah ingin mengajarkan banyak hal padanya. mungkin untuk bersabar. mungkin pula Allah rindu tangisannya memohon padaNya.

mungkin pula yang perjalanan hidupnya yang super duper smooth, Allah ingin lihat apa yang akan dia perbuat ketika dia mencapai keberhasilan itu. bersyukurkah? semakin baikkah dia kedepannya? atau justru sombong?

yuk mari evaluasi lagi diri kita, yang sekarang sedang dilanda kegagalan atau kesusahan, yang sedang berbahagia karena berhasil.... itu semua ujian ketaatan kita. ketika kita berhasil pun, itu bukan hoki... tapi takdir. ujian. 

sebagai penutupnya saya tampilkan potret kata-kata bijak ketika sedang makan di sebuah cafe.