Sunday 24 August 2014

mendekatlah...

setiap sabtu pagi saya mengikuti tafakuran alias pengajian atau bahasa sundanya teh "spiritual healing" di yayasan tempat saya jadi volunteer. jadi meskipun harus bela-belain berangkat pagi dari jatinangor ke bandung dan kudu naik travel kesana gapapa, saya senang koq. sebenarnya bisa naik Damri tapi kudu lebih pagi lagi berangkatnya da seringnya telat malahan. sudah saya anggarkan dana juga buat naek travel. jadi sudah saya agendakan setiap sabtu saya ke bandung untuk tafakuran dan selesai itu entah jalan-jalan atau membeli kebutuhan saya yang bisa didapatkan di bandung. jadinya kerasa semangat bertemu hari sabtu.

sabtu kemarin, materi tafakuran sudah berganti bab. jadi ada 3 bab (klo nggak salah inget) yang tiap babnya ada materi-materi berkaitan dengan tema bab tersebut. kali ini memasuki bab mendekatkan diri kepada Allah.

ketika kita bekerja, kita akan berusaha untuk dekat dengan atasan. sama halnya ketika kuliah, mungkin kita akan berusaha dekat dengan dosen kita. bisa juga mencoba dekat dengan pegawai TU kampus. tujuannya apa sih ketika dekat dengan atasan? biasanya supaya kita lebih kenal dan dekat. ketika kita sudah dekat, biasanya urusan kita pun lebih mudah. akan tetapi kendalanya adalah untuk bisa dekat dengan mereka tidaklah mudah dan tidak semua orang bisa dekat dengan mereka-mereka yang jadi atasan kita.

begitu juga seharusnya hubungan kita dengan Allah. sudah seharusnya kita mendekatkan diri pada Allah, atasan kita. kabar gembiranya adalah semua manusia bisa dekat dengan Allah terlepas dari ia banyak dosa atau tidak. iya, semua orang bisa dekat dengan Allah jika ia mau. Allah tidak menghalangi hambanya untuk dekat denganNya.

tapi diantara Allah dan manusia itu ada hijab, ada penghalang untuk dapat dekat dengan Allah. 
apa itu? yaitu nafsu yang buruk. 
ketika kita ingin dekat dengan Allah, maka coba tenangkan nafsu yang buruk tersebut. 
caranya?
dengan mengubah paradigma kita.

contohnya nafsu yang buruk, marah. banyak anggapan yang kita kira benar tapi ternyata salah, ya salah satunya adalah bahwa marah itu tidak apa-apa asal pada tempatnya.
kalau kita memiliki anggapan seperti itu, kita biasanya masih akan tetap marah dan ingatlah bahwa definisi "asal pada tempatnya" itu tidaklah jelas. jadi kita masih memaklumi jika kita marah.

pernah nonton film anger management? nah difilm itu diceritakan orang yang mengikuti terapi agar dirinya tidak mudah marah. ketika ia ingin marah, ia bisa mengendalikan amarahnya tsb. contoh ini adalah mengendalikan si marah tsb alias mengubah perilakunya saja. memang dia bisa menahan amarahnya agar tidak muncul, akan tetapi didalam dirinya masih marah dan itu tertahan.

berbeda ketika kita menenangkan si marah ini. kita berusaha mengubah paradigma kita terkait marah. paradigma awal "marah boleh asal pada tempatnya" kita ganti dengan "marah itu jalan menuju neraka" atau "memaafkan itu lebih baik". dengan mengubah paradigma kita bahwa marah itu tidak boleh dan memaafkan itu lebih baik tentunya kita tidak akan marah atau ketika ada peristiwa yang dapat menyulut kemarahan, kita tidak jadi marah karena ingat bahwa memaafkan itu lebih baik dan disukai Allah.

contoh lainnya adalah paradigma "sabar itu ada batasnya" yang kemudian memaklumi diri kita jika kita menjadi tidak sabaran pada situasi tertentu. padahal paradigma tersebut salah. di dalam al-quran di jelaskan bahwa pahala sabar tidak ada batasnya dan Allah menyukai orang-orang yang sabar. lalu, bagaimana mungkin sesuatu yang mendapat pahala tidak berbatas itu ada batasnya dalam pengerjaannya? tentu tidak. yang benar itu sabar itu tidak ada batasnya dan pahalanya tidak berbatas. beruntunglah mereka-mereka yang terus berpikir dan memperbaiki dirinya :)

ngomong-ngomong mendekatkan diri pada Allah, saya merasa belakangan ini jauh dengan Allah. saya coba introspeksi diri saya belakangan ini dan saya akhirnya sadar bagaimana urusan saya bisa lancar dan dimudahkan Allah kalau saya justru menjauh dariNya.

masa-masa skripsi dulu, ketika banyak hambatan ada seorang teman yang mengingatkan saya "kalau mau urusan kamu dimudahkan oleh Allah, dekatkan diri sama Dia. lakukan apa yang disukaiNya."

saya kembali teringat dengan ucapan tersebut dan memang saya suka lalai. ketika keinginan saya kebetulan sama dengan keinginan Allah, alias keinginan saya terpenuhi saya bukannya semakin giat beribadah, tapi justru disibukkan dengan urusan dunia. lupa bersyukur, seharusnya ketika keinginan kita terkabul harusnya ibadah pun harus meningkat kualitasnya.

dan lihatlah betapa Allah itu sangat sayang dengan hambaNya. ketika manusia lalai, lupa denganNya ia mencoba mengingatkan kita dengan berbagai macam cara agar kita kembali untuk denganNya. 

yuk kita dekatkan diri pada Allah. sama atasan aja kita mencoba dekat, masa sama yang Dia yang menciptakan kita, kita justru malas mendekat. 

Friday 22 August 2014

belajar dari film

saya suka nonton film Indonesia (kecuali yang horror-horror yg gak jelas itu yaaa) dan seringkali dicibir sama teman-teman. menurut mereka film Indonesia itu jelek, nggak bermutu. saya sepenuhnya tidak sepakat dengan teman-teman saya. memang tidak semua film Indonesia itu bagus, khususnya film horrornya koq makin nggak jelas gitu yaa. film hollywood juga nggak semuanya bagus kan. makanya kudu selektif juga.

saya suka belajar dari film. belajar apapun. belajar tentang kehidupan tentunya. salah satu eh salah dua film Indonesia yang menurut saya bagus dan bisa banyak belajar itu film Arisan, baik yang pertama maupun yang kedua. I love it. meskipun tuh film udah jaman kapan, nggak papa ya saya cerita tentang itu film. 


belakangan bosen dikosan dan akhirnya ngubek-ngubek isi laptop dan nemu film arisan. udah berkali-kali sih nontonnya tapi nggak pernah bosan :)

film arisan ini menggambarkan tentang kehidupan orang-orang di kota metropolitan dengan segala permasalahan yang ada dewasa ini. bagi saya itu nyata, tidak lebay. memang begitu adanya. munculnya kaum gay, ibu-ibu sosialita dengan segala "kehebohan" kehidupannya dan perceraian yang semakin sering terjadi. (hmm kalau pernah nonton serial desperate housewives agak mirip ceritanya )


dimana tiap tokoh memiliki permasalahan pribadi yang cukup berat dan saya kembali teringat dengan pepatah "urip iku sawang sinawang" alias hidup itu saling memandang yang tentunya dengan persepsi masing-masing.
memey ingin seperti andin yang bisa memiliki anak dan keluarga yang harmonis, tapi kenyataannya dia infertil dan diceraikan oleh suaminya. sedangkan andin ingin merasakan hidup seperti memey yang memang berasal dari keluarga terpandang, ia pun harus rela menikah dengan sang boss yang 20 tahun lebih tua darinya. kehidupan andin sebenarnya bahagia, memiliki anak kembar dan suami yang kaya raya yang mencintai dirinya. perfecto! akan tetapi menjadi hancur ketika sang suami mengaku pernah berbuat "khilaf" dengan wanita lain. sakti yang pintar, tampan dan sukses menurut andin dan memey pasti banyak wanita yang menyukainya, akan tetapi sakti tidak menyukai wanita, dia gay.

yaa itulah kehidupan dengan segala permasalahan didalamnya dan manusia seringkali lupa bersyukur dan justru sibuk melihat orang lain yang lebih dibandingkan dirinya. yang terjadi mereka akhirnya merasa menjadi orang yang tidak beruntung.

dan ingatlah, apapun masalahmu ada teman untuk tempat berbagi dan keluarga tempat kembali. terkadang kita takut mengakui apa kekurangan kita karena takut teman dan keluarga tidak menerima, padahal merekalah tempat kita kembali. mereka yang menerima diri kita apa adanya. sakti takut mengakui dirinya gay kepada sahabatnya dan ibunya. apalagi mengingat dirinya anak tunggal, laki-laki dari keluarga batak sebagai penerus keturunan. padahal teman-teman dan ibunya menerima ia apa adanya.

di arisan 2 permasalahan kembali muncul dalam kehidupan mereka, dan memang sejatinya begitu kan. masalah akan selalu ada untuk menghebatkan kita (kata pak mario teguh). masalah satu teratasi, masalah yang lain hadir untuk kita selesaikan dan naik tingkat. kalau di tafakur pernah disampaikan, jangan alergi dengan masalah atau musibah. Tuhan itu memberikan musibah sepaket dengan hikmah. jika diibaratkan, Tuhan ingin memberikan hadiah berupa hikmah, yang menjadi kurirnya ya si masalah or musibah itu.
di film kedua diawal diperlihatkan bagaimana manusia itu takut menjadi tua. kerutan-kerutan di wajah pun mereka coba hilangkan dengan berbagai cara. tua itu pasti dan seharusnya semakin tua kita semakin bijak dalam hidup dan semakin bersyukur pada sang kuasa diberikan hidup yang indah ini.

film ini berfokus pada tokoh memey yang ternyata dia divonis kanker. mencoba berobat kesana kemari hingga rasanya lelah dan putus asa. hingga akhirnya dia berobat kepada Tom dan bertemu survivor kanker, Molly. dia belajar banyak dari mereka berdua. seharusnya berdoa itu bukan menuntut Tuhan memberikan apa yang kita mau. rasakan dan renungkan apa yang sudah Tuhan berikan kepada diri ini dan syukuri. bagi banyak orang, sakit kanker (dan yang lainnya) adalah musibah atau hukuman. berbeda dari Molly yang mengatakan bahwa baginya kanker itu anugerah. dia divonis bertahan hidup hanya sampai 3 tahun lagi, baginya ini anugerah karena ia tahu sampai mana batas kehidupannya. orang sehat mana dapat bocoran sampai kapan ia hidup.

saya teringat ketika di tafakuran, membahas materi berserah diri. salah satunya yang membuat kita gagal berserah diri adalah banyaknya keinginan. keinginan yang hasilnya tidak dijamin oleh Tuhan meskipun kita sudah berusaha semaksimal mungkin. misalnya? kita memiliki keinginan sembuh dari penyakit, misalnya saja kanker seperti yang memey  alami. sudah berobat kesana kemari dan mengharapkan kesembuhan, tapi yang terjadi justru lelah dan putus asa karena tidak sembuh-sembuh. meskipun kita berobat mati-matian, jika Tuhan tidak menghendaki kita sembuh apakah kita harus marah? kecewa? tentu tidak. jadi tetap dianjurkan untuk berobat semaksimal mungkin yang kita bisa tapi jangan mengharapkan hasilnya kita sembuh. yang jika kita tidak sembuh, kita tentu akan kecewa. sembuh itu bukan segalanya, akan tetapi apa pun kondisinya mau sehat atau sakit kita masih bisa berbahagia di dunia dan tentunya tidak kecewa dengan Tuhan serta fokus beribadah agar nantinya berbahagia pula di akhirat (DBAS alias dunia bahagia akhirat surga).

ada dialog menarik ketika memey menanyakan bagaimana cara Tom berdoa. kata tom diusahakan ketika meditasi tidak meminta. yang kemudian memey merasa salah selama ini, karena setiap ia berdoa ia meminta ini itu yang kemudian jarang sekali permintaannya yang tidak dikabulkan.

lebih tepatnya saya menangkap maksudnya disini "menuntut". Tuhan suka sekali hambanya meminta atau berdoa,.. mintalah, Ia senang ketika hambanya mendekatinya dan meminta. minta saja karena Tuhan pemilik segalanya. akan tetapi yang perlu diingat adalah janganlah menuntut permintaan kita akan dikabulkan. ingatlah, Tuhan lebih tahu apa yang kita butuhkan daripada diri kita sendiri. mintalah padaNya apa yang ingin kamu minta dan yakinilah apapun yang Tuhan berikan (meskipun tidak sesuai dengan permintaanmu) itu yang terbaik bagimu dan Dia tidak pernah menganiaya hambanya :)


"teman datang dan pergi, tapi sahabat sejati selalu dihati. ketika mereka ada di sisi, itu artinya berkah untuk disyukuri."- memey

Thursday 21 August 2014

#AnakInstagramGarisKeras

awal-awal jadi #AnakInstagramGarisKeras alias suka kali ngeposting or lihat-lihat IG, itu rajin ngeFollow akun IG online shop. secara saya rada males kalau kudu pergi berkeliling mencari barang yang kita belum tahu tokonya dimana n ada yang jual nggak sih jadilah sering juga pulang dengan tangan hampa. jadilah bersyukur dengan adanya si olshop tapi tetep kudu pilih-pilih juga biar nggak ketipu.

yang awalnya ngefollow olshop sampe akhirnya punya olshop sendiri juga hehehe. lumayan hobi shopping di olshop bisa ditutupi dengan jualan di olshop juga.

berhubung belakangan sistem promosinya antar olshop rada nyebelin karena jadi spam gitu n bosen juga ngelihatnya. niatnya ngefollow kan buat lihat dagangannya, eh isinya iklan olshop lainnya yang ada dan di olshop yang lainnya kadang sama dan jamnya barengan. jadilah banyak unfollow si olshop begitu.

begitu udah di unfollow, ternyata sepi yaak timeline IG saya hahahaha. merasa kesepian hehehe. oh iya sebelumnya juga ada follow akun selebgram alias selebritis instagram, orang-orang yang populer di IG n followernya banyak euy. tapi nggak sembarang selebgram sih yang difollow. dari situ banyak belajar tuh cara hidup mereka yang sehat dimulai dari makanannya yang serba organik n olahraga, belajar juga tentang skincare (saya mah cuek pisan sama kulit n jadilah begini hehehe).

daaaan belakangan nemu akun selebgram dari kalangan ibu rumah tangga yang doyan masak. semangat 45 ngefollow mereka dan kerennya mereka nggak pelit resep. jadi habis posting foto masakannya biasanya captionnya diisi sama resep masakannya. jadilah saya semangat masak ngikutin resep dari mereka.

selain pinter masak, koleksi perkakas dapurnya oke punya hehehe. piring-piringnya cantik-cantik euy bikin gagal fokus hehehe. agak membuat saya termotivasi jadi ibu rumah tangga yang pintar masak dan memiliki koleksi perkakas dapur shabby chic wekekeke *motivasi macam apa ini*. padahal kalau diamati ini emak saya banyak loh perkakas dapurnya macam begini, cuma lagi tren aja sekarang dan diburu banyak orang. jadilah kemarin pulang juga berburu perkakas dapur di dapurnya emak hahahaha. dasar nggak modal ih.

yang lucu pas world cup kemarin iseng taruhan sama temen juaranya siapa, nah saya minta piring sama mug shabby chic sbagai hadiahnya kalau jerman menang dan ternyataaaa menang horeeeeee..... si teman saya keukeuh kudu dia yang milihin, nggak boleh saya (biar nggak bisa milih yang mahal kayaknya hehehe) tapi jadilah malah nggak dapat-dapat tuh piring ma mugnya. doi kalah rebutan ma ibu-ibu di IG hahahaha. tuh kan beli di onlenshop itu jg gak gampil loh,, palagi yg berbau shabby chic gini suka rebutan, palagi rebutannya ma ibu-ibu hehehehe.

doakan saya yaaah jadi IRT kece seperti tadi wekekekeke. hmm nih saya kasih lihat perkakas shabby chic yang nemu di internet sih, kali kalau saya ultah or nikah ada yang mo kasih kado itu hehehehe *kodekeras*



mandiri itu....

setamat SMA punya cita-cita melanjutkan studi di luar pulau, pulau jawa. katanya sih pendidikan disana lebih bagus dan tentunya lebih lengkap jg. tapi yang bikin saya semangat kuliah di luar pulau (S1 malang n S2 bandung-jatinangor) adalah belajar hidup mandiri. ingin ngerasain gimana sih hidup jauh orangtua, yang meskipun kehidupan masih disokong ortu tapi gimana cara manag keuangan dan waktu yang ada.

di malang kebetulan tinggalnya di kontrakan bersama teman-teman. jadi kosannya itu sama kayak kosan pada umumnya, perkamar gitu tapi disebut kontrakan karena segala urusan kami penghuninya yang mengatur dan si induk semang tidak tinggal bersama kami. jadi mulai dari urusan kebersihan, bayar listrik dan aturan-aturan kosan kami yang ngurus. 

alhamdulillahnya pertama kali ngekos dapat tempat yang memang ngelatih kemandirian sekaligus agama juga sih. jadi sekamar berdua dengan sistem junior senior. jadi sengaja dipasangkan para maba dengan senior, supaya bisa saling belajar. sholatnya berjamaah dan ada jadwal imamnya, ada kultumnya juga. jadwal piket nyapu dan masak. 

kemudian berpindah kosan yang lain tapi masih dengan sistem kontrakan. lama kelamaan giliran saya yang jadi senior dan dikosan yang kedua dan ketiga sistemnya kamar sendiri-sendiri (saya pindah kosan sampai 3x). jadilah yg ngarahin kapan kudu iuran bwt bayar petugas kebersihan yg ngambilin sampah, bayar listrik n PDAM, kapan kudu bebersih kosan n kamar mandi, bahkan kapan kudu nyalain pompa air n matiinnya biar gk banjir gegara tandonnya kepenuhan. bahkan saya pernah loh benerin genteng yang bocor. wes wes bener-bener dilatih ngurus rumah tanpa lakik.

malah pernah lagi tes masuk S2 di bandung, saya masih kepikiran si listrik n pdam belom dibayar bulan ini. ngehubungin adek2 kosan supaya jangan telat bayarnya biar nggak kena denda *emak2 banget dah*. karena semingguan di bandung, malah mereka sms tanya "mbak kapan pulang? dikosan banjir mulu nih, gegara pada lupa matiin sanyo pas ngisi air. kan biasanya mbak yang suka matiin" -__-" jadilah pas pagi nyampe malang, saya mandi n bergegas pergi lagi buat bayar listrik n air dong.

pindah ke jatinangor agak syok karena fasilitas kosan disini beda banget sama di malang. yang semuanya udah ada dikamar yang bikin nggak bersosialisasi ma penghuni kosan yang jumlahnya puluhan. yang ngebersihin juga kadang penjaga kosannya.

tapi karena kebiasaan dimalang jadi kebawa juga pas disni. misal masak di dapur kosan, ya sehabis masak ngeberesin n ngebersihin dapurnya. ngambil es batu di ice cube kulkas kosan, yaa habis itu ya diisi lagi ice cubenya. jemur cucian di jemuran kosan, banyak yang sudah kering tapi nggak diambil-ambil sampai berhari-hari. klo dikontrakan kan kita tahu itu jemurannya sapa jadi kadang diangkatin dan dianterin ke kamar. jadinya disini yaa dipinggirin aja biar nggak basah kena jemurannya kita. kadang klo ngerti hujan yaa langsung lari ngangkat jemurannya bareng si mamang kosan.
apa yang masih bisa kita lakuin yaa sebisa mungkin dilakuin, jangan berharap sama penjaga kosan juga, kasian beliau juga banyak kerjaan.

nah dikosan yang kedua, mamang kosannya agak cuek. misal minta tolong apa gitu, actionnya lama jadi suka gemes deh. kayak si dinding kamar yang berbatasan ma kamar mandi kan lembab, trus pas minta tolong dibenerin doi cuma bilang perlu cat anti bocor neng, tapi habis tuh gk ada actionnya. jadinya habis tuh suka males minta tolong ke mamangnya.

kejadian pas shower airnya mampet, mikirnya kesumbat sama kotoran-kotoran nih kayak pasir gitu. trus googling deh caranya ngebenerin shower mampet. trus tombol flush klosetnya gk fungsi jadinya tiap nyiram pke air diember dan itu gak terlalu efisien n efektif. googling lagi dan ternyata agak ribet yaa karena gak terlalu paham masalah bgtuan. setelah hampir 2bulanan kayaknya si flushnya error, beberapa hari yang lalu nggak sengaja ngebuka tangki airnya itu pengen lihat isinya sih eh lupa kalo nyambung gitu ma si tombol flushnya n ketarik. daaaaan setelah itu tombol flushnya bisa dong hehehehe. nggak sengaja ngebenerin itu namanya. habisnya suka sebel kalo udah minta tolong mamang tapi gak dibener2in juga.

tinggal ngebenerin dinding yg lembab nih. klo udah gk bisa baru deh give up dan minta tolong si mamang.

okey mari kita belajar jadi pribadi yang mandiri ya guys. bukan berarti kudu jadi anak kos dulu hahaha. ya dimulai dari hal-hal kecil seperti ngerapiin tempat tidur sendiri. ngerapiin barang-barang pribadi kita, habis makan ya cobalah cuci piring bekas makan kita. sesuatu itu perlu dilatih, ya pada awalnya memang merasa terpaksa tapi lama-lama jadi habit alias terbiasa kan. toh buat kebaikan kita juga.

saya pun masih berproses menjadi pribadi yang mandiri, mari semangat berubah untuk jadi pribadi yang lebih baik. semangat :)

Wednesday 20 August 2014

hilangnya sopan santun

miris euy generasi sekarang kalau ngomong suka nggak sopan. meskipun memang makna katanya udah bergeser, misal "anj*ng" kalau dulu mungkin umpatan kasar dan biasanya kalau marah ngemakinya pake kata itu. tapi sekarang udah "lazim" dipake anak muda sekarang disetiap kalimatnya bahkan awal dan akhir kalimat ckckckck.
misal: "anj*ng gue sebel banget tadi, gk dibolehin masuk ma dosen, anj*ng banget sumpah"
"anj*ng lu, gue telponin nggak diangkat2 daritadi."

pernah seminar disalah satu ruangan yang kebetulan ruangannya sebelahan persis ma meja kantin. beres seminar, dosennya masih duduk di ruangan itu. tetiba ada suara rame gitu dari kantin mahasiswa cowok-cowok dah yang lagi bercanda dan ada kata "anj*ng" yang keluar. si dosen senior kaget donk, langsung tanya itu anaknya sapa (mahasiswa fakultas mana maksudnya), secara kantinnya sering dikunjungi anak-anak fakultas tetangga yang rambutnya gondrong n gimbal hehehe.

si dosen muda bilang "itu sudah biasa bang, kata itu udah jadi ****(lupa istilahnya hehehe) di jaman sekarang. jadi di setiap kalimat biasanya muncul."

si dosen senior tetep keukeuh itu gak boleh, "ya nggak bisa gitu donk, kebayang nggak klo jadi psikolog n nanganin kliennya... "anj*ng kamu yah",, bisa lari semua kliennya."

saya sebagai penghuni kosan yang rata-rata dihuni anak S1 alias anak muda, sebut saja begitu, sudah bosan denger stiap kali mereka ngobrol ma temannya.

selain itu masalah sopan santun bener-bener krisis di anak muda jaman sekarang. pernah baca di twitternya pak wali bandung lagi ngebahas programnya beliau n ada yang protes dengan kata-kata "taikkk", "gak ada otaknya lo", dan tahu siapa yang ngomong gitu? anak yang baru aja lulus SD -__-" ngomong ke pak walikota yang mungkin seumuran ma bapaknya. astagaaaaa. saya cuma elus-elus dada ngebacanya.

generasi sekarang itu dimudahkan dengan teknologi. muncul social media yang memudahkan mereka terhubung dgn orang yang satu dan lainnya, tapi negatifnya mudah sekali berkomentar dengan kata-kata yang tidak pantas bahkan nggak dipikir, karena dianggap tidak berhadapan langsung jadi sah-sah aja ngomong nggak sopan sama orang lain meskipun lebih tua usianya. huft. kacau dah. nggak cuma di socmed koq, di realitanya emang gitu.

sedih :(

hidup itu lucu

hampir 3 bulan kayaknya nggak menikmati internet kosan, jadilah berselancar di dunia maya melalui si smartphone aja. nah ternyata si inet kosan udah bisa dan kemarin berkunjung ke FB yang mungkin udah dipenuhi sarang laba-laba karena udah lama nggak dibuka.

biasa berita yang ada di FB, kalo nggak temen yang nikah yaa temen yang lagi hamil or yang sekarang lagi happy jadi mahmud alias mama muda jadilah posting foto anaknya.

naaah kali ni menyoroti salah satu teman yang baru aja nikah. biasa insting ke kepo an saya muncul jadilah buka-buka FB nya n lihat foto suaminya.

tetiba saya teringat kata-kata yang sering muncul dan didengar, kurang lebih begini:
"hidup itu lucu, pacaran sama siapa, nikahnya sama siapa"

iyaa, si teman cewek ini awal saya kenal pacaran sama sahabat saya. kemudian mereka putus dan lanjut pacaran dengan teman sekelasnya. nah si sahabat dan pacar barunya ini awalnya temenan dan jadi musuhan gegara hal ini. eh kemarin begitu lihat foto nikahannya, nikahnya bukan sama mereka berdua hehehehe. padahal sama-sama tajirnya loh dua pacarnya ini tapi komitmen dan lamaran belum datang dari mereka.

ada lagi kakaknya teman saya yang baru aja nikah, ditanya sama teman yang lain pacarannya berapa lama sampai akhirnya mutusin buat nikah? 6 bulan dan teman-teman pada heboh, karena ada beberapa yang pacarannya 6 tahun tapi belum di nikah-nikahin.

hmm cewek itu bukannya jahat ya boys,
mungkin iya dia pacaran lama sama kamu, tapi belum tentu nikahnya ma kamu. gimana mau nikah sama kamu kalau kamunya nggak nunjukin keseriusan kamu n masih sibuk sama diri sendiri. jadilah begitu muncul cowok lain yang nawarin komitmen yaa mending milih doi kan. daripada nungguin kamu, udah lama eh belum tahu juga kapan dilamarnya. itu logikanya.

Tuesday 19 August 2014

orangtua dan anak

tahukah kita jika orangtua ingin yang terbaik bagi anaknya?
mungkin kita tahu, tapi kita seringkali lupa akan hal itu.

apapun dilakukan orangtua agar anaknya bahagia, agar anaknya mendapat yang terbaik.
sayangnya cara mereka seringkali tidak dapat kita pahami atau kadang kitalah yang tidak mau memahami.
yang terjadi kemudian adalah kita mengganggap orangtua tidak mengerti kita.

yakin mereka tidak mengerti kita?
atau jangan-jangan kitalah yang tidak mengerti mereka.

teringat ketika suatu hari di kamar kos seorang teman, ibunya teman saya datang dan kami sempat berbincang sebentar. apa lagi kalau bukan masalah jodoh. kemudian terlontar dari bibir sang ibu "kalo saya, maunya si bunga ini nikahnya sama laki-laki yang sudah mapan, punya rumah dan mobil."

dalam hati saya berujar "woooow", wow karena mikir dimana dapat lelaki seperti itu, hmm kalaupun bisa harus mencari 10 tahun lebih tua sepertinya hehehe. kemudian adiknya teman saya berkomentar "ibu ini matre"
sang ibu menjawab "biarin aja, la kayak kamu nggak ngerti aja mbakmu ini gimana orangnya"

perkataan ini kemudian menyadarkan saya kenapa ibu temannya saya ingin sekali menantu yang mapan tadi. tidak lain tidak bukan supaya anaknya bahagia. loh apakah bahagia harus identik dengan harta? karena ia tahu bagaimana anaknya, yang memang terbiasa dengan kemudahan dari orangtua, tidak terbiasa susah. dari pakaian saja teman saya ini cukup pemilih dan harganya jangan ditanya hehehe.

jadi dibalik sikap matre sang ibu, sbenarnya ia memikirkan anaknya. memaksa anaknya untuk belajar hidup sederhana dan prihatin mungkin tidak mudah, jadilah kemudian ia mengharapkan menantunya dapat memenuhi kebutuhan anaknya tersebut dengan segala gaya hidupnya.

pernah juga seorang teman bercerita jika orangtuanya tidak memahami dirinya dan melarangnya menikah. ia dipaksa ambil profesi apoteker terlebih dahulu baru kemudian menikah. padahal menurutnya, ia dan pacarnya siap menikah.

kemudian saya bilang "mungkin orangtuamu pengen kamu jadi apoteker dulu, biar nanti kerjanya lebih gampang. takutnya kalau udah nikah malah kelupaan bwt ngambil profesi. sekalian ngasih kesempatan buat pacarmu supaya siap lahir batin, ya bisa nabung dulu supaya nanti pas udah nikah nanti gak kesusahan."

ternyata si pacar teman ini memang belum bekerja dan dia juga sering kali membantah orangtuanya. jadi wajar juga jika orangtuanya melarangnya menikah. menurut saya pribadi, orangtuanya berusaha mengarahkan anaknya agar kehidupannya nanti lebih baik nantinya.

dan itulah yang seringkali kita tidak sadari dan lupakan bahwa orangtua menginginkan yang terbaik bagi anaknya.

kenapa sih orangtua sukanya ngatur ini itu, banyak ngelarang dan segala macem? karena mereka sudah banyak makan asam garam kehidupan. ikuti saja, mereka tidak berniat menyesatkan kita koq. 

sayangnya, karena pendidikan kita lebih tinggi dari orangtua kita dulu kita seringkali justru merasa hebat, merasa yang lebih pintar. padahal secara teori mungkin saja iya, tapi soal kehidupan orangtua kita ahlinya.

jika memang tidak sependapat baiknya kita sampaikan dengan bahasa yang santun. pahami dulu apa maksud mereka. seringkali maksud baik mereka tidak dapat kita pahami dengan baik.

mari bersama menjadi anak yang dapat menangkap maksud baik dari orangtua dan membahagiakan mereka.

homesick

liburan lebaran kemarin saya habiskan dengan penuh suka cita di rumah. menempati rumah baru dan berusaha sekali agar liburan kali itu menjadi penebus setahun tak pulang. 

ketika liburan-liburan sebelumnya hanya sekedar liburan, kali ini rasanya berbeda. mungkin karena sudah dewasa sepertinya. sudah mulai memikirkan "kalau bukan sekarang, kapan lagi."

saya rindu sekali mengurus rumah, sebenarnya saya orang yang jarang mengurusi rumah. kenapa? karena setiap pulang, dimaklumi saja kalau saya seharian tidur sebagai balas dendam karena selama ini sibuk kuliah dan jarang tidur.

kali ini beda. saya berusaha sekali mengurus rumah sekecil apapun yang saya bisa lakukan. bangun tidur (mami sudah pasti lebih dulu bangun dan memasak air) saya membersihkan kamar, mengambil sapu dan membersihkan rumah, mencuci pakaian dan menjemurnya. ngopi bersama mami di depan televisi yang tidak kami tonton karena asik bercengkrama. mami melanjutkan aktivitasnya di dapur dan saya mencoba membersihkan isi kulkas yang mulai nggak karuan.

si penjual air bersih datang dan mulai mengisi tandon rumah. saya kemudian menuju kamar mandi di kamar mami dan adek-adek. mulai menguras dan membersihkannya. 

dengan adek-adek pun saya berusaha membayar waktu yang banyak saya lewatkan tanpa mereka. belajar bersama membahas PR sekolah, membuat cemilan yang mudah dan membuat mereka senang seperti membuat pisang bakar keju, tentunya mereka rebutan untuk bisa memarut kejunya -__-"

mulai mengamati dan memperbaiki perilaku mereka yang saya nilai tidak baik. seperti adik saya yang pertama yang setiap makan tidak pernah habis. si bungsu yang suka membuang sampah di teras rumah yang memang belum selesai dibangun. dalam beribadah apalagi, setidaknya saya senang ketika mereka tahu saya akan sholat mereka akan segera berlari wudhu untuk bisa sholat berjamaah dengan saya.

setiap saya pergi keluar rumah, entah itu pergi dengan mas maupun hangout dengan teman saya mampir ke supermarket membeli kebutuhan rumah entah itu pembersih kamar mandi, sabun cuci piring dan lainnya. kebiasaan saya dikosan seperti itu jadi setidaknya berdampak positif waktu pulang kemarin. setidaknya tanpa perlu disuruh, saya sudah tahu apa saja yang mau habis dan saya membelinya.

dan ketika saya kembali ke tanah rantau, rasanya sesak sekali dada ini. sudah kembali lagi ke kamar 3x2,5 meter ini. berusaha menenangkan hati dengan tidur sejenak dan ketika terbangun justru saya menangis tersedu. menangis karena liburan 2 minggu kemarin seolah mimpi saking singkatnya. menangis karena merasa belum bisa berbuat apa-apa untuk keluarga dirumah. menangis karena.......



mami bilang begini ketika saya pamitan mau berangkat ke bandara: "semoga segera lulus, biar bisa pulang dan kumpul jadi satu lagi ya nduk..."