Saturday 6 April 2013

ketika hati telah terluka

hari ini saya diberikan kejutan untuk berjumpa kembali dengan "dia yang namanya tak boleh disebut" di kelas. mendengar namanya saja, dada saya sesak sekali, sampai-sampai ketika bertemu pandang dengannya saya segera mengalihkan pandangan saya. sungguh saya tak ingin melihatnya. 

kenapa sampai segitunya?

"dia yang namanya tak boleh disebut" pernah membuat saya menangis semalam bahkan berhari-hari karena perkataannya terhadap saya. sungguh, seumur hidup saya bahkan orangtua saya sekalipun ketika mereka marah atau saya berbuat nakal mereka tidak pernah memperlakukan dan berkata seperti itu kepada saya. saya di bully secara verbal oleh "dia yang namanya tak boleh disebut". perasaan saya saat itu sungguh hancur, harga diri saya di injak-injak dan "dia yang namanya tak boleh disebut" berhasil membuat saya putus asa. perlu berhari-hari untuk menghentikan tangisan saya dan menenangkan diri saya. mencoba mengambil sisi positif yang mungkin bisa diambil dari "dia yang namanya tak boleh disebut". akhirnya saya bisa senang. tetapi ketika berjumpa dikampus tanpa sengaja saya memasang senyum palsu dan lebih memilih untuk segera pergi dari situ dibandingkan dada saya sesak sekali mengingat kembali apa yang dilakukannya terhadap saya sebelumnya.

dan ternyata setelah dua bulan berlalu saya masih menyimpan benci itu. entahlah, selama ini saya sudah tidak berurusan dengannya dan mencoba melupakan apa yang pernah dikatakannya. tapi ternyata hati saya benar-benar terluka. terbukti ketika hari ini saya harus bertemu dengannya kembali.

ingat kayu yang setiap kita marah di paku dan ketika tidak marah paku tersebut dicabut. lihatlah kayu itu berbekas. paku-paku tersebut meninggalkan bekasnya di kayu tersebut. seperti itulah hati saya, tertinggal bekas-bekas luka akibat "paku-paku" yang ditancapkan.

setidaknya saya mencoba belajar untuk hati-hati dalam berkata untuk tidak melukai perasaan orang lain. minimal saya peka ketika perkataan saya mulai menyinggung orang lain dan saya bisa memperbaikinya.

saya sudah memaafkan "dia yang namanya tak boleh disebut" tapi ternyata hati saya telah terluka.

No comments:

Post a Comment