Tuesday 10 July 2012

Perempuan itu bernama IBU

ayah telah pergi tiga tahun yang lalu, jadi tinggal ibulah yang menjadi kekuatanku. dibilang akrab dengan ibu, sebenarnya tidak juga justru cenderung agak kasar sepertinya sikapku ke ibu. oh ibuku, maafkan aku. entahlah ingin mengungkapkan kasih sayang yang ada tapi tak pernah bisa seperti yang dilakukan teman-temanku. karena itu biasanya mengungkapkan kasih sayang kepada ibuku agak tersamar. seperti membelikan pakaian kesukaannya saat keluar kota, memijitinya saat duduk disampingnya, ya seperti itulah. susah untuk bermanis-manis dengannya.
seminggu aku kembali ke kota kelahiranku, setahun sekali aku pulang dan hanya seminggu aku pulang. ingin berlama-lama tapi apa daya banyak urusan yang harus diselesaikan di kota lain. tak seperti biasanya, ibu ikut mengantar aku ke bandara. padahal selama ini beliau hanya mengantar hanya sampai depan rumah sambil berurai airmata. bangun sebelum subuh, beliau semangat sekali membangunkanku dan adek-adek untuk segera bersiap-siap. maklumlah rumahku dan bandara memerlukan waktu 3 jam perjalanan. biasanya aku tiba di bandara mendekati jam keberangkatan, karena semangat ibu dan om ku, aku tiba 2 jam lebih awal dan bingung mencari tempat duduk untuk ibu menunggu agar tidak capek. karena kasihan melihat ibu, akhirnya aku putuskan untuk check in saja dan menunggu di ruang tunggu, biar ibu bisa kembali ke mobil dan pulang atau berjalan-jalan di kota balikpapan sebentar sebelum pulang. karena tak biasa diantar ibu sampai bandara, entahlah tiba-tiba mata berkaca-kaca. segera membalik badan dan menghapus airmata yang mau menetes tersebut dengan tisu. sebelum airmata tumpah, buru-buru aku berpamitan untuk check in kepada ibu, adek2 dan omku. berjalan menuju security check airmata menetes. ya ampun kenapa denganku ini. begitu melewati security check dan mengambil barang-barangku aku melihat kearah luar dan ternyata ibu masih diluar sambil melambaikan tangan kearahku. segera kubalas lambaian tangannya dan menuju tempat check in untuk menyembunyikan airmata yg tumpah. entahlah hari itu aku menangis sampai aku masuk diruang tunggu. biasanya ibu yang selalu menangis saat aku berpamitan pulang, tapi hari itu justru aku yang menangis. susah sekali dihentikan airmata ini. huft.
teringat pengorbanan ibu yang begitu banyak buatku. ketika tengah malam menelpon karena aku kesakitan, esok pagi ibu sudah ada di depan kosanku. padahal malang-samarinda tidaklah dekat. terakhir ketika aku di terima S2 dan bekerja, ibu memintaku S2 saja dan tak usah memikirkan biayanya. padahal aku tahu ibu sedang banyak pengeluaran untuk urusan yang lain-lain. ibu selalu berusaha tegar didepanku. selalu memenuhi kebutuhanku walau tak jarang justru kebutuhannya tak terpenuhi. walaupun tak tamat SD, ibu selalu berusaha memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya.
ya Rabb, semoga aku bisa dan masih sempat membahagiakan beliau yang berjuang setengah mati untuk kebaikanku. jagalah dia disana. semoga tidak kekurangan suatu apapun. sehat dan bahagia selalu. aamiin.

No comments:

Post a Comment