Tuesday 19 August 2014

orangtua dan anak

tahukah kita jika orangtua ingin yang terbaik bagi anaknya?
mungkin kita tahu, tapi kita seringkali lupa akan hal itu.

apapun dilakukan orangtua agar anaknya bahagia, agar anaknya mendapat yang terbaik.
sayangnya cara mereka seringkali tidak dapat kita pahami atau kadang kitalah yang tidak mau memahami.
yang terjadi kemudian adalah kita mengganggap orangtua tidak mengerti kita.

yakin mereka tidak mengerti kita?
atau jangan-jangan kitalah yang tidak mengerti mereka.

teringat ketika suatu hari di kamar kos seorang teman, ibunya teman saya datang dan kami sempat berbincang sebentar. apa lagi kalau bukan masalah jodoh. kemudian terlontar dari bibir sang ibu "kalo saya, maunya si bunga ini nikahnya sama laki-laki yang sudah mapan, punya rumah dan mobil."

dalam hati saya berujar "woooow", wow karena mikir dimana dapat lelaki seperti itu, hmm kalaupun bisa harus mencari 10 tahun lebih tua sepertinya hehehe. kemudian adiknya teman saya berkomentar "ibu ini matre"
sang ibu menjawab "biarin aja, la kayak kamu nggak ngerti aja mbakmu ini gimana orangnya"

perkataan ini kemudian menyadarkan saya kenapa ibu temannya saya ingin sekali menantu yang mapan tadi. tidak lain tidak bukan supaya anaknya bahagia. loh apakah bahagia harus identik dengan harta? karena ia tahu bagaimana anaknya, yang memang terbiasa dengan kemudahan dari orangtua, tidak terbiasa susah. dari pakaian saja teman saya ini cukup pemilih dan harganya jangan ditanya hehehe.

jadi dibalik sikap matre sang ibu, sbenarnya ia memikirkan anaknya. memaksa anaknya untuk belajar hidup sederhana dan prihatin mungkin tidak mudah, jadilah kemudian ia mengharapkan menantunya dapat memenuhi kebutuhan anaknya tersebut dengan segala gaya hidupnya.

pernah juga seorang teman bercerita jika orangtuanya tidak memahami dirinya dan melarangnya menikah. ia dipaksa ambil profesi apoteker terlebih dahulu baru kemudian menikah. padahal menurutnya, ia dan pacarnya siap menikah.

kemudian saya bilang "mungkin orangtuamu pengen kamu jadi apoteker dulu, biar nanti kerjanya lebih gampang. takutnya kalau udah nikah malah kelupaan bwt ngambil profesi. sekalian ngasih kesempatan buat pacarmu supaya siap lahir batin, ya bisa nabung dulu supaya nanti pas udah nikah nanti gak kesusahan."

ternyata si pacar teman ini memang belum bekerja dan dia juga sering kali membantah orangtuanya. jadi wajar juga jika orangtuanya melarangnya menikah. menurut saya pribadi, orangtuanya berusaha mengarahkan anaknya agar kehidupannya nanti lebih baik nantinya.

dan itulah yang seringkali kita tidak sadari dan lupakan bahwa orangtua menginginkan yang terbaik bagi anaknya.

kenapa sih orangtua sukanya ngatur ini itu, banyak ngelarang dan segala macem? karena mereka sudah banyak makan asam garam kehidupan. ikuti saja, mereka tidak berniat menyesatkan kita koq. 

sayangnya, karena pendidikan kita lebih tinggi dari orangtua kita dulu kita seringkali justru merasa hebat, merasa yang lebih pintar. padahal secara teori mungkin saja iya, tapi soal kehidupan orangtua kita ahlinya.

jika memang tidak sependapat baiknya kita sampaikan dengan bahasa yang santun. pahami dulu apa maksud mereka. seringkali maksud baik mereka tidak dapat kita pahami dengan baik.

mari bersama menjadi anak yang dapat menangkap maksud baik dari orangtua dan membahagiakan mereka.

No comments:

Post a Comment