Wednesday 25 September 2013

wanita dan standarnya

pernikahan itu suatu momen yang ingin dirayakan, kalau bisa besar-besaran dan dikenang karena sekali seumur hidup (meskipun fakta di lapangan banyak yang bercerai n nggak jadi "sekali seumur hidup"). oleh karena itu pernikahan di identikkan dengan perayaan besar dan mewah. tak jarang pula untuk menggelar pesta pernikahan, sebagian orang justru berhutang karena butuh dana besar untuk mengadakannya.

rasanya hampir semua wanita memiliki gambaran "pernikahan ideal" menurut mereka. salah satu pernikahan ideal itu yaa pesta pernikahan yang megah. tapi yang sering dilupakan adalah pernikahan ideal tersebut kadang memberatkan pihak pria. jika memang sang pria dari keluarga berada dan menyanggupi, ya sah-sah saja. tapi kalau tidak bagaimana? apakah harus memaksakan diri? belum lagi kalau akhirnya sang pria membatalkan untuk meminang sang wanita karena alasan "pernikahan ideal" yang butuh dana besar jangan salahkan mereka. ya karena mereka takut tidak sanggup untuk memenuhi pernikahan ideal dan standar kehidupan sang wanita jika menjadi istrinya. "nikahnya aja mewah gini, jangan-jangan gaya hidupnya ya mewah gini"
*tips buat para pria, banyak-banyak berdoa "ya Allah, turunkanlah standarnya turunkanlah standarnya" biar lamarannya diterima hehehe*

beberapa teman saya menetapkan standar yang menurut saya tinggi, menurut saya loh yaa (yaa menurut dia memang biasa),, seperti pria yang melamarnya minimal pendidikannya sepadan dengan dia S2, sudah punya rumah dan mobil, penghasilan tetap yang tinggi yaa jadi bisa menopang gaya hidup teman saya yang tergolong mewah, cincin nikahnya yang ada batu permatanya yang besar, mau menikah di resort mewah, dan lain-lain. alamat kagak nikah-nikah kalau begitu .____. *bukan saya ngedoain loh yaa.

belum lagi kalau adat mulai berperan. yaa ada beberapa adat yang dirasa memberatkan. seperti sang pria harus mengganti biaya sang wanita kepada orangtua sang wanita. seperti mengganti biaya hidup sang wanita selama ini yaa mirip kayak dibeli gitu *kasarnya sih begitu*. jadi harus memberikan sejumlah uang yang nilainya itu besar. 

ada sebuah cerita, sang pria dan keluarga besarnya datang melamar sang wanita. tiba disana (kebetulan berbeda pulau) ternyata orangtua sang wanita meminta uang 100 juta untuk biaya pernikahan *sesuai adat didaerah sang wanita*. akhirnya sang pria membatalkan untuk menikahi sang wanita karena tidak sanggup dengan syarat tersebut. ketika sholat jumat, sang pria mendapat selebaran *seperti buletin jumat* yang membahas terkait wanita dan mahar. begini bunyi haditsnya:
“Sebaik-baik mahar adalah mahar yang paling mudah (ringan).” (HR. al-Hakim : 2692, beliau mengatakan “Hadits ini shahih berdasarkan syarat Bukhari Muslim.”)
di kuliah pernikahan dulu yang saya ikuti, dosen saya menjelaskan hadits diatas. Mahar merupakan hak penuh mempelai wanita. Tidak boleh hak tersebut diambil oleh orang tua, keluarga maupun suami, kecuali bila wanita tersebut telah merelakannya. Mahar memang merupakan hak wanita, bebas menentukan bentuk dan jumlah mahar yang kita inginkan karena tidak ada batasan mahar dalam syari’at Islam. Namun Islam menganjurkan agar meringankan mahar.
mudah disini tidak sama dengan murah loh. yaa mahar yang diminta itu mudah, tidak mempersulit calon prianya. misal, sang wanita meminta mahar hanya rumah petak kecil tetapi di tengah alun-alun kota. meskipun calonnya orang kaya sekalipun, tentu mempersulit kan dengan mahar yang aneh-aneh tersebut. mana bisa bikin rumah di tengah alun-alun kota ._____. nah itu salah satu contoh mahar yang murah tapi tidak mudah. yaa ibarat si roro jonggrang modern minta dibuatkan masjid dengan seribu menara dalam semalam hehehe.
kalau saya pribadi inginnya mahar yang bernilai investasi seperti emas. jadi itu mahar ketika sewaktu-waktu dibutuhkan bisa dipergunakan, semisal suami bangkrut *tapi jangan sampai deh yaa* si mahar itu bisa dijual dengan syarat istri rela. kalau saya sih rela-rela aja secara kan buat bantu keluarga, buat saya juga.

tapi yang lagi tren itu mahar disesuaikan dengan tanggal pernikahan. biar mudah diingat. tetapi kebanyakan hanya sebagai formalitas atau simbolisasi semata. yang terkadang tidak bermanfaat bagi sang istri atau ketika sewaktu-waktu dibutuhkan, mahar tersebut tidak dapat digunakan (karena beberapa menyobek uang supaya mudah dibentuk sesuai tema hiasan mahar).

terus yaa harusnya wanita itu memudahkan pihak lelaki, jangan sampai memberatkan. kasian kan yaa, niatnya baik mau nikah tapi kudu ngeluarin biaya puluhan sampai ratusan juta (yang miliaran juga ada). yaa kalau sanggup sih nggak papa, tapi alangkah baiknya kalau uang yang banyak itu bisa dimanfaatkan setelah menikah entah buat rumah atau keperluan rumah tangga lainnya.

ada lagi tradisi di pernikahan di indonesia (khususnya adat jawa dan tionghoa) yaitu seserahan. seserahan itu yang pernah saya baca sih pemberian dari sang pria berupa beberapa barang yang menjadi kebutuhan sang wanita sehari-hari. filosofinya sih tanda kesiapan pihak pria untuk bertanggung jawab penuh terhadap sang wanita.

hanya saja seserahan itu terkadang memberatkan bagi pihak pria loh kalau mintanya aneh-aneh n banyak, belum lagi yang diminta barang-barang bermerk. lagi-lagi saya tekankan, kalau pihak prianya sanggup sih nggak papa, asal bukan karena gengsi aja.
seperti mukena, mukena yang beberapa ratus ribu aja itu sudah bagus banget eh mintanya yang jutaan. perhiasan lengkap. paket perawatan tubuh, seperti make up kit lengkap yang kadang mubazir kagak kepake semua. yaaah disesuaikan lah, biasanya dandan apa nggak,, kalau biasanya dandan pakai apa aja, ngapain juga perlu eye shadow n blush on satu set lengkap .____. kecuali kalau emang artis or tukang make up maybe hehehe. "kan mumpung dibelikan",, yaelah, kburu kadaluarsa ntar. lagian kalau make-up habis toh bisa minta beliin lagi, ntar kan udah jadi suami .____.
 ini sih, punya-nya tukang rias .____. 
ato artis yang emang kudu dandan
kalau yang ini aja cukup, ngapain minta yang diatas
so, jadi sebagai wanita mari memudahkan pihak lelaki untuk menikah. yaa seperti memudahkan mahar. jangan-jangan selama ini belum datang jodohnya karena mempersulit pihak prianya untuk menikahi. nah loh. jangan-jangan selama ini standarnya tinggi, mintanya macam-macam. mari di evaluasi lagi ya :)

kasihan juga kan, pria sekarang itu banyak sekali godaannya. siapa yang menggoda? salah satunya yaa pakaian perempuan tentunya. lihat saja dimana-mana banyak bertebaran paha-dada .____.
sudah menjaga iman mereka itu berat sekali godaannya eh niat untuk menyempurnakan agama dan beribadah (yaitu menikah) justru terhalang karena standar tinggi sang wanita. jadi mari menjadi sebaik-baik wanita, yaitu yang memudahkan maharnya :)

No comments:

Post a Comment