Monday 26 November 2012

agresi dalam diri saya...

mengingat diri saya sewaktu kecil dan kemarin-kemarin...

maybe kontrol dalam diri saya skarang ini kuat, belum liat hasil tes rorschach saya sih... bisa jadi F tinggi, ada FK, dan juga FC... karena hasilx tidak valid menurut saya, jadinya saya tidak menanyakan hasilnya. #tidak valid bukan karena tesnya, tapi karena ada learning process dari testee sebelumnya. #mari tidak membahas rorschach disini.
mengingat pada saat SD, saya merasa lebih blak-blakan ketika SD. ketika saya tidak suka, saya bilang tidak suka. ketika saya marah, saya akan mengejar teman saya sampai dapat sambil membawakanx batu yg besar buat ngeprok kepalanya (agresi level tinggi sepertinya -____-") sampai pada akhirnya saya ditahan oleh teman2 saya. atau terkadang ketika si pelaku tidak dapat, saya akan mengambil tasnya lalu membantingx ke lantai dan saya injak-injak (hmmm koq bisa yaa dulu seperti itu). pernah juga saya dibuat kesal oleh adik kelas, dan saya refleks memukulnya dan dia menangis. Oh my God... kaget juga sih, nih anak cowok berani gangguin tapi begitu dipukul kontan nangis. mungkin itu kali yaa, yg menyebabkan ayah saya tidak mengijinkan saya memilih profesi yg sama seperti dirinya -polisi-, keburu mati duluan penjahatnya sebelum bisa mengungkap apa yg sebenarnya terjadi. bahkan pernah ke ayah saya, saya bisa sangat benci sekali dengan beliau. ketika ibu saya bekerja sedemikian kerasnya, saya tidak melihat ada sosok suami disisinya. ketika meminta uang jajan sebelum sekolah, ayah saya mengambil uang dari laci lemari, saya refleks menjawab "saya minta uangnya ayah, bukan uangnya ibu. itu uangnya ibu." tapi itu ketika saya kecil. kepada pembantu2 yg pernah bekerja dirumah (biasanya pada gak betah hehehehe), wow saya anak majikan yg paling ditakuti mungkin, skaligus mungkin dalam hati mereka pengen mutilasi saya hehehe. sering ngomel ke mereka kalo tidak sesuai dengan saya, seperti pakaian yang disetrika harus di hanger jangan dilipat karena saya tidak suka kalo ada lipatan, tidak mendapat apa yg saya minta. banyak maunya deh. 

semakin lama, bertambahnya usia semakin menyadari hal-hal seperti itu tidak pantas dilakukan. berusaha mengontrol diri saya dan mungkin terlalu kuat. hingga terkadang muncul juga kelakuan saya seperti saat saya SD dulu tapi tidak se-blak2an dulu. seperti pada saat SMA, saya selalu apes kayaknya kebagian jadwal piket dengan mereka yang males piket. alhasil saya terus yang piket. karena saya cenderung untuk bersih maka saya dengan sabar untuk piket sendirian, sampai pada akhirnya sebel itu keluar. meminta celah untuk dapat keluar. hasilnya saya nyapu sampai debu beterbangan, suara membanting sapu ato sekop, menendang tempat sampah sampai sampahnya bececeran. biasanya teman-teman akan sadar kalau saya marah. seperti teman piket saya, ada yang langsung segera membereskan, ada yg langsung ngapus papan tulis dan juga ketua kelas saya yg juga rival saya jaman SMP langsung memanggil teman-teman yg 1 piket dengan saya untuk membereskan hasil akhir dari piket saya yang saya buat bececeran didepan kelas. dan akhirnya saya menyadari, hampir semua sahabat saya pernah saya musuhi hehehe. kalo belum pernah saya musuhi pasti dia bukan sahabat saya. hanya sebatas teman dan itu sifatnya perifer saja.

terakhir kali saya melempar muka om saya dengan sandal. wow. mungkin teman-teman saya tidak akan membayangkan bahwa saya bisa seperti itu. mereka akan melihat saya sebagai sosok yang kalem dan pendiam. anda salah besar. sahabat-sahabat saya bakal menolak keras kalo ada yg bilang saya itu kalem dan pendiam. hehehehe.

No comments:

Post a Comment