Monday 26 November 2012

generasi APATIS

menurut alm.ayah saya, saya merupakan orang yang apatis. tapi melihat respon orang-orang di Damri kemarin, menandakan bahwa masih ada yang jauh lebih apatis dibanding saya.

begini ceritanya.

kemarin pagi naek DAMRI menuju DU alias dipati ukur. gak seperti biasanya, armada damrinya kosong. jadilah menunggu sejenak. hingga akhirnya si Damri datang. merasa ada yang berbeda dengan ni damri. pintunya hanya dibelakang, dalemnya lebih wah dan setelah dilihat-lihat kapasitasnya lebih sedikit daripada yang biasanya. kesimpulan saya, ni baru.

duduk dengan tenang dan berjalanlah si damri menuju DU. sempat berhenti menaikkan penumpang beberapa kali dan ternyata sudah ada seorang teteh yang berdiri, menandakan kursi yang ada telah terisi. alhamdulillah saya dan 2 orang kawan saya dapet tempat duduk.

memasuki tol cileunyi, damri berhenti sejenak dan kembali menaikkan penumpang. kebetulan yang naik adalah seorang bapak tua dan ibu separuh baya. teman saya akhirnya meminta si ibu untuk duduk ditempatnya dan dia berdiri tetapi bisa duduk juga dalam keadaan dempet-dempetan karena bertiga. tinggal si bapak tua ini yang belum duduk. banyak juga sih yang belum duduk, tapi saya merasa kasian dengan sibapak tua ini. bukannya memberi tempat duduk tapi saya malah meng-observasi beliau yang berdiri tak jauh dari tempat duduk saya.

hasil observasi. si bapak tsb ngantuk n berkali-kali memejamkan mata, seperti saya kalau lagi kuliah n ngantuk hehehe. kemudian saya menoleh ke depan dan belakang. didominasi oleh mahasiswa laki-laki yang tertidur dengan pulasnya. kawan saya yang disebelah saya pun telah tertidur. dan tumben sekali saya tidak tidur di damri kemarin. kemudian si bapak itu sambil memijit-mijit tangannya yang pegal karena berpegangan. koq tau? yaiyalah tau, laa wong saya pernah berdiri juga pas mau kuliah di dago jadinya bisa ngerasain juga gimana gak enaknya berdiri sambil pegangan begitu. belum lagi, bapak itu tergolong lansia. pasti lebih cepat pegel.

setelah puas mengamati dan tidak ada tindakan dari sekitar saya, akhirnya saya berdiri dan meminta bapak itu untuk duduk di tempat saya. kemudian saya melihat sekitar saya kembali dan yang saya lihat adalah sekelompok mahasiswa laki-laki yang sedang tertidur dan ada juga yang sedang bbm-an. ok fine. badan oke punya tapi begitunya liat orangtua berdiri malah pura-pura tidur. yawda saya berusaha menikmati sisa perjalanan saya menuju bandung.

damri kembali berhenti menurunkan dan juga menaikkan penumpang. kawan saya tadi akhirnya bisa duduk dengan tenang karena si ibu turun. kemudian ada anak balita beserta neneknya (karena si balita memanggilnya nenek) naik. yaa mereka tidak dapat tempat duduk. kemudian kawan saya ini kembali memberikan kursinya untuk si balita. awalnya saya mengira si nenek akan duduk memangku si cucu, tapi si cucunyalah yang duduk disana sambil asyik bertanya kenapa nenek tidak duduk.

semakin dekat dengan tempat tujuan saya, si bapak tua tadi memberikan kursinya untuk si nenek. dan dia berdiri dekat saya. dan terjadilah obrolan singkat ditengah padatnya damri dan lalu lintas yang memang padat ketika weekend.
"kasian ibunya. biar si ibu aja yg duduk. kaki saya tadi sakit neng. oia neng, boleh minta tolong gak? bebe saya gak tau ilang atau ketinggalan dirumah. saya janjian ma anak saya di PUSDAI. bisa minta tolong sms-in anak saya gk? takutnya daritadi saya gak balas, saya gak datang lagi."
akhirnya saya mengeluarkan si bebe saya dan menanyakan no.hp anak beliau dan isi smsnya. selesai mengetik saya mengirimkan sms itu ke anak beliau yang kemudian di balas telpon dan akhrinya terjadi sms singkat dengan si anak.
kemudian si bapak tua melanjutkan obrolannya, "makasih ya neng. bayar gak?hehehe. saya baru sadar pas mau bayar tadi, koq bebe saya gak ada yaa. apa jatuh diangkot atau ketinggalan dirumah." beberapa menit kemudian saya telah sampai di tempat tujuan saya dan berpamitan kepada si bapak tua untuk turun duluan. dan lagi-lagi saya melihat sebelum turun si mahasiswa laki-laki ini masih dengan tenang tidur dan bbm-an diantara para bapak-bapak dan ibu-ibu yang berdiri.

No comments:

Post a Comment