Monday 26 November 2012

saya yang sekarang...

need for achievement saya sepertinya menurun. dan seperti biasa, saya belum liat hasil tes saya di EPPS walaupun kali ini hasilnya valid. semakin kesini semakin menurun. motivasi pun rasanya pergi entah kemana dan belum kembali.

bercerita dengan seorang kawan tentang kehidupan saya jaman sekolah dulu dan membuatnya tiba-tiba berkata "ya ampun Na, need for achievement kamu tinggi banget." saya kontan bengong. bagitu kah? dan baru menyadari bahwa dulu rasanya saya sangat bersemangat untuk sekolah walaupun hujan badai, sakit, walaupun guru-gurunya menyebalkan dan killer saya tetap berangkat ke sekolah. kecuali waktu saya kecelakaan, udah baju kotor semua dan akhirnya saya pulang. tapi di rumah saya menangis bukan karena sakit, tapi karena tidak masuk sekolah. wow. dan itu rasanya bukan diri saya yang sekarang ini.

ketika jaman S1, saya berusaha sebisa saya (walaupun belum maksimal, masih banyak malasnya) untuk mendapatkan IPK terbaik sefakultas dengan kegiatan ekstra kampus yang seabrek yaah walaupun pada akhirnya saya berada di urutan ke-4 pada waktu lulus dan sedikit saja bedanya dengan mereka yang berada di urutan 1-3. saya bisa memunculkan motivasi intrinsik saya dengan baik pada saat itu. ketika saya down, saya selalu bisa menemukan yang dinamakan motivasi itu. entah dari melihat orang-orang yg berada di bawah saya sampai melihat bagaimana orangtua saya memperjuangkan saya untuk kuliah. pada saat S1 pun membolos itu masih bisa dihitung dengan jari kanan saya dan itu biasanya karena ada kegiatan lain, bukan untuk tidur. tapi saat ini rasanya susah sekali menemukan dimana motivasi saya.

pada saat ini, saya berusaha sekuat saya tapi masih merasa apa yang saya lakukan belum cukup. dan akhirnya saya jenuh. saya stress. saya sakit. saya malas.
mencoba menemukan apa yang disebut motivasi. mencoba mengingat kembali apa yang telah dilakukan ibu saya yang sekarang berstatus single parent. tapi hasilnya nihil. padahal cara efektif untuk mengembalikan semangat saya yg hilang adalah mengingat perjuangan orangtua saya. tapi untuk kali ini cara itu tidak lagi efektif. entahlah apa yg terjadi dalam diri saya. sepertinya pada teman-teman yg lain juga mengalami. salah seorang teman kampus saya, yang menurut saya ceria sekarang menghilang. dan dapat kabar dia cuti kuliah. hmm, boleh saya ikutan? hehehe... #nabokin diri sendiri #kurang bersyukur saya ini

dan saya masih mencari kemana motivasi itu pergi. ketika teman menyemangati, itu mampu membuat saya bersemangat tapi pada saat itu saja. sahabat saya pun rasanya menjauh dari saya karena lelah dan serba salah setiap kali berbicara dengan saya. angkat tangan untuk membuat saya bangkit. maaf ya, saya terlalu emosional semenjak disini. dan saya sendiri gak tau beban apa yang seperti menggelayuti pundak saya hingga si motivasi itu pergi dan belum juga kembali. wajar kalau sahabat saya menjaga jarak sekarang. pergi saja, tidak apa-apa koq. saya saja yang terlalu childish dan selalu berharap empati dari kalian baik saya sadari maupun tidak. begitu kan yg ada dalam kepala kalian? ya itu emang saya. terkadang jarak bisa membuat kita lebih memahami makna orang-orang disekitar kita. bukankah sering mendengar ketika kehilangan kita baru menyadari arti seseorang bagi diri kita. lagi-lagi ef ka besar muncul. hehehehe.

dan sepertinya saya memang butuh sendiri. menjernihkan hati dan isi kepala. sambil mengingat kembali dimana kah saya meletakkan motivasi yang hilang itu.

No comments:

Post a Comment