Wednesday 26 June 2013

untitled part 2

sebrengsek apapun masa lalu cowok, kalo dia tobat masalahnya selesai | kalo cewek? nggak bisa begitu neng -_-" 
kalo cewek, setaubat apapun dia | pas nikah cowok akan sangat menyelidik masa lalunya | hati-hati track recordmu neng
karena wanita cenderung dihargai dari masa lalunya | sedang lelaki dihargai dari masa depannya
bila kehormatan lelaki bisa dicari | kehormatan wanita tiada bisa terganti 
 
tweet ust.Felix Siauw yang saya cc-in ke mbak Nini tadi dibaca sama si mbak Nana (bukan nama yang sebenarnya juga). kemudian dia protes. kenapa bisa begitu? cewek kan juga pengen tahu masa lalu si cowok. itu kan masa lalu.
kalau saya setuju dengan ust.felix siauw tadi. kenapa? *ini sudut pandang saya ya, terlepas dari faktor lain*
 
dan menurut saya si mbak Nana tadi juga tidak sadar menyetujui tweet ini.
tadi si mbak bilang yang intinya (karena nggak hafal redaksionalnya) "saya punya masa lalu, ya sebut saja berpacaran dengan banyak orang, jadi saya akan menerima calon suami saya nanti apa pun masa lalunya dia, yang penting dia udah puas nakalnya, jadinya nggak nakal lagi pas nikah."

yaa sebenarnya benar apa yang dikatakan ust.felix, bahwa laki-laki itu dihargai dari masa depannya. sebrengsek masa lalu cowok kalau dia tobat masalahnya selesai. lihat kata-kata si mbak Nana tadi kan menyiratkan kesetujuannya dengan kalimat diatas."pas nikah udah nggak nakal lagi" --> ini ngomongin masa depan dan di masa depan dia sudah tobat
 
saya dulu pas kerja punya patner yang bisa di bilang playboy. saya masih ingat ketika dia memanggil saya "JI" singkatan dari jama'ah islamiyah karena jilbab saya lebar dibanding teman-teman dikantor. pada suatu hari, ketika kami bertugas bersama yaitu monitoring perkuliahan di masjid, saya berpapasan dengan beberapa teman. yang pertama adik tingkat di fakultas yang kebetulan tidak berkerudung. teman saya ini komentar "kamu punya teman cantik gitu juga ya nduk? kenalin donk". kemudian kami kembali menuju kantor dan berpapasan dengan teman seangkatan dan sekelas di salah satu mata kuliah. teman saya ini menyapa dan cipika cipiki dengan saya. si patner saya berkomentar kembali "kamu koq bisa punya teman atheis gitu?". kebetulan teman saya ini memang berpakaian super ketat sehingga ketara sekali lekuk-lekuk tubuhnya yang ramping serta ber make-up. patner saya ini agak kaget saja, seorang JI seperti saya bisa punya teman-teman dari bermacam rupa. saya pernah dengar alasan kenapa dia playboy "kita itu mencari orang yang benar-benar tepat menjadi pendamping hidup kita. ya sekarang aku sama si A, tapi begitu diperjalanannya aku ketemu si B yang lebih baik, kenapa aku harus bertahan sama si A? kan kita mencari yang terbaik" --> pengen saya siram kopi pas denger dia bilang gitu. kasian pacarnya tuh.

pada suatu hari disela istirahat kantor, kami makan bareng. kebetulan saya tahu banget ni patner saya selalu aja jelalatan kalau liat cewek. jadilah saya godai, "aku punya teman yang seksi gitu, mau aku kenalin?" kemudian jawaban dia ini cukup mengejutkan saya, dia bilang "nggak lah,, brengsek-brengsek begini aku juga maunya punya istri yang alim lah,mau jadi apa anakku ntar kalau bapaknya udah brengsek, emaknya brengsek juga." saya mbatin "yaa enak di elu, kagak enak di istri elu lah..."
pernah denger juga seorang teman yang sholat aja jarang, begitunya liat cewek alim lewat dihadapannya dia nyeletuk "gue pengen punya bini kayak begitu, adem ngelihatnya."

kisah patner kerja saya ini setuju dengan tweet ust.felix yang "karena wanita cenderung dihargai dari masa lalunya
 
semua orang kan punya masa lalu???
ya memang benar. semua orang punya masa lalu. seberapa kelam itu berbeda tiap orangnya. saya di protes terkait tweet tadi dengan kalimat ini. 
 
manusia itu nggak ada yang sempurna. pasti ada sisi kelamnya. tapi itu tergantung pada bagaimana cara kita untuk memperbaiki itu semua. ketika masa lalu yang ada kelam, misal aja brengsek. yaa sekarang jangan brengsek lagi. coba diperbaiki. kan masa sekarang di esok hari sudah menjadi masa lalu. kalau hari ini masih brengsek, ya makin nambah aja brengseknya, ya sebut aja brengsek banget. beda lagi kalau dulunya brengsek, tapi perlahan dia mencoba mengurangi brengseknya. kan lama-lama dia "nggak brengsek" lagi. tapi tetap dia punya masa lalu "pernah brengsek". intinya adanya kesadaran untuk memperbaiki diri.
 
dikaitkan dengan masalah nikah, nyambung ke obrolan dengan mbak Nini tadi. saya terkadang ketika dihadapkan pada keinginan untuk memiliki suami yang berakhlak baik, yang ada di pikiran saya "mane pantes elu jadi istrinya, ngimpi ah. akhlak pas-pasan malah cenderung minus gini pengen suami yang bagus akhlak kayak begitu"
 
jlebbbb, kata hati saya itu bener-bener makjleb. teringat di Quran dijelaskan wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan sebaliknya. tapi hal itu tidak begitu saja membuat saya pasrah "berarti kalau aku nggak baik, aku dapetnya laki-laki yang nggak baik juga donk?". saya mencoba perlahan mengubah diri saya agar saya pantas bagi calon suami saya kelak, siapapun dia. saya mencoba memantaskan diri saya, untuk menjadi seorang istri dari laki-laki yang baik, sesuai janji Allah tadi. toh saya yang awalnya memiliki akhlak kurang baik, ketika saya memperbaikinya, saya bisa memiliki akhlak yang baik. itu artinya saya pantas untuk laki-laki yang berakhlak baik. bukan begitu?
 
yaa memang semua orang memiliki masa lalu. tetapi yang dilihat tentunya perubahan yang dilakukan agar di masa sekarang bisa menjadi lebih baik. 
 
“Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia termasuk orang yang celaka.”
 

No comments:

Post a Comment